Tips lulus seleksi CPNS

July 19, 2007 at 5:59 am 10 comments

I’am a looser L-). Ya, saya seorang pengecut. Saya tidak berani menerima amanah, tidak berani menerima titipan tugas dan tanggung jawab dari Tuhan. Saya seorang pengecut 😦

Waktu itu do’a saya dikabulkan oleh Tuhan. Do’a saya supaya saya diloloskan dari test penerimaan CPNS dikabulkan oleh Tuhan Semesta Alam. Saya sudah diberikan kesempatan untuk bisa menjadi salah seorang dari empat orang peserta yang dinyatakan lulus, dari sekitar 5000an peserta test lainnya. Padahal, waktu itu modal saya hanya dua, usaha dan do’a 🙂

Tidak ada yang istimewa dari saya :”>. Saya hanyalah anak seorang PNS yang sudah lama pensiun. Orang tua saya tidak punya cukup uang untuk sogok nyogok supaya saya bisa lolos diputaran pertama seleksi yang menentukan, test tertulis. Bisik-bisik tetangga, rumor dan issue yang beredar, tak ada uang sekian juta jangan harap bisa lolos seleksi 😦

Modal saya hanyalah semangat dan do’a. Saya hanya yakin jika hasil test saya sempurna, nilai 9 atau 10, maka tidak akan ada alasan bagi mereka untuk menyisihkan saya. Oleh karena itulah saya belajar tiap hari. Saya membuka kembali buku pelajaran SMP dan SMA saya. Saya juga mempelajari type-type soal dari test-test tahun-tahun terdahulu. Tidak ada yang istimewa dari cara saya belajar, tapi memang saya tidak meluangkan waktu saya untuk hal-hal lain selain belajar dan belajar setiap hari, sampai hari H untuk test tiba.

O, ya. Saya juga tidak pernah lupa berdo’a kepada Tuhan yang maha Esa memohon agar saya dimudahkan dalam menjawab soal nantinya. Saya juga tidak lupa sholat tahajjud.

Penantian yang panjang itu akhirnya tiba.
Alhamdulillah, pengumuman hasil test adalah hadiah yang sangat indah untuk ayah dan ibu saya. Waktu itu saya (juga) sedang ikut program pemagangan di sebuah BUMN. Walau katanya bila ada penerimaan maka kami yang magang akan diprioritaskan, tapi fakta menunjukkan nepotisme sangatlah kental di BUMN ini. Beberapa orang yang dikenal memiliki hubungan dengan direksi tiba-tiba saja menjadi karyawan padahal tidak ada lowongan untuk itu. Sehingga hasil test tadi sangatlah menggembirakan orangtua, … dan pacar :”>. Ya, orangtua pacar saya selalu menanyakan kapan saya dapat pekerjaan tetap, padahal, perasaan wisuda belum juga lama 😉

Well, tentu saja saya harus mengikuti test lanjutan, wawancara dan pantohir(?). Waktu itu masih ada test uji untuk menentukan apakah di keluarga saya ada yang terlibat G30SPKI atau tidak.

Menghadapi wawancara saya juga mempersiapkan diri. Saya tidak mau gagal di tahapan ini walo banyak teman dan keluarga yang lebih khawatir dengan test pantohir. Karena seseorang bisa saja gagal tanpa alasan yang jelas di bagian ini. Mempersiapkan diri untuk diwawancara, saya mempelajari kembali skripsi saya, shingga kalaupun ditanya detil, bisa saya jelaskan panjang lebar 😀

Wawancara tiba, giliran sayapun tiba, saya memasuki ruangan wawancara, yang rupanya di-isi oleh beberapa orang pewawancara. Saya rupanya digilir dari satu meja ke meja lain untuk diwawancarai.

Disinilah #-o saya shock. Pertanyaan dari pewawancara pertama buat saya shock berat. Begini pertanyaannya:
“Saudara tau permaenan catur ?”
“Tau Pak” jawab saya singkat.
Sambil mikirin soal-soal test tertulis yang sudah saya lewati, apa ada pertanyaan tentang catur.
Pertanyaan selanjutnya nih, yang bikin saya shock berat.
“Nah, kalau sodara tau permaenan catur, coba saudara sebutkEn ada berapa kotak dipapan catur tersebut”

Saya shock bukan karena ndak tau jawab, tapi shock karena koq teganya nanyain hal gituan. Tanya kek kembali secara random pertanyan-pertanyaan dari test tertulis yang sudah saya lewati, tanya kek pandangan saya tentang konsep NKRI, eh malah nanyai soal kotak dipapan catur.
Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dari pewancara laen adalah sami mawon. Ndak ada yang mutu 8-}. Nanyain anak keberapa, nanyain nama orangtua, padahal mereka kan, pasti sudah punya profil saya.

Akhirnya semua tahapan seleksi sudah saya lewati dengan baik. Saya dan teman-teman lain seangkatan yang juga diterima masuk PNS dirumahkan. Sambil menyelesaikan beberapa administrasi kecil kami menunggu SK pengangkatan. Nantinya (katanya) saya akan ditempatkan di Dispenda, cuman akan ditaroh di kabupaten mana saya belum tau.

O, ya. Dalam kesempatan yang hampir bersamaan, saya juga mengikuti seleksi test akademis dan psikotest dari sebuah perusahaan swasta asing yang mengadakan tour ke beberapa kota besar, Bandung, Jokja, Jakarta dan Palembang untuk merekrut graduate baru. Saya lupa yang mana yang duluan saya ikuti. Test ini atau test PNS yang duluan. Maklum, dah lama banget, sorry 😉 Tapi yang jelas keduanya dalam waktu yang berdekatan.

Setelah test PNS saya kembali ke camp, melanjutkan magang saya. Tapi lagi-lagi saya harus minta ijin kepada atasan saya untuk terbang ke Kalimantan, site visit untuk interview. Saya memang sedang dimurahkan rejekinya oleh yang Maha Kuasa rupanya. Dari beberapa kota yang dikunjungi oleh perusahaan swasta asing tadi, saya termasuk salah seorang dari 9 orang yang akan diwawancari. Dan mereka butuh hanya 4 orang saja.

Wawancaranya asik. Hanya tiga orang, 2 expat satu nasional. Walau sedikit nervous tapi saya merasa yakin bisa meyakinkan mereka.

Tidak cukup seminggu surat perjanjian kerja tiba kerumah. Kebetulan saya sedang dirumah, hari Saptu dan telephon itu datang. Memastikan saya sudah menerima “offering letter” dan meyakinkan saya untuk segera datang ke site secepatnya.

Saya bingung. Dan dalam kebingungan saya, rupanya :-@ berita mudah tersebar ya :). Ada seseorang yang meyakinkan saya untuk stay aja (magang) karena bila ada kesempatan pasti saya akan dinominasikan dan masuk jadi karyawan tetap.

Ayah saya yang sangat saya cintai dan sayangi adalah seorang Ayah yang sangat bijak. Semuanya dikembalikan kesaya. Ayah hanya memberikan gambaran, gambaran umum bila menjadi seorang PNS dan bila menjadi seorang pekerja swasta. Ayah adalah cerminan saya bila menjadi seorang PNS, walau ayah juga meyakinkan saya dan menunjuk contoh beberapa saudara yang (bisa) sukses bila menjadi seorang PNS.

Akhirnya saya kembalikan semuanya ke Tuhan yang berkuasa atas hidup dan mati saya. Saya memutuskan dan sholat istikharah untuk memantapkan pilihan saya. Saya memutuskan untuk melepaskan amanah untuk menjadi PNS yang baik. Yang idealis, yang .. dstnya. Salah satu pertimbangan saya selain merasa tidak akan mampu melawan arus adalah saya akan mati berdiri bila menjadi PNS ;). Melihat teman seangkatan yang duluan masuk PNS, masuk kerja hanya untuk absen, kemudian baca koran, kemudian jalan-jalan, kemudian kembali lagi ke kantor untuk absen lagi. Saya membayangkan situasi ini :-L akan terjadi berhari-hari, berminggu-minggu, bertahun-tahun ? Bukan sebuah contoh yang baik memang. Saya juga yakin banyak yang tetap idealis, tetapi bayangan tadi tetap menghantui saya. Dan hantu terbesar saya adalah bayangan kehidupan ayah saya saat masih aktif menjadi PNS. Kejadian (sering) melihat uang bergepok-gepok diatas meja dirumah dan kemudian dibawa pulang kembali oleh tamu ayah saya menjadi pengalaman (menakutkan) tersendiri bagi saya.

Kenapa saya menceritakan riwayat hidup saya ini ?
Yah, saya hanya mau sharing untuk adek-adek yang mau ikut test CPNS. Kamu pasti bisa lulus jika mempersiapkan diri dengan baik. Saya yakin jika hasil testmu diatas rata-rata, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak meluluskanmu. Jadilah yang terbaik. Belajar dan do’a itu kuncinya.

Entry filed under: myLiFe, whoami.

Plagiarisme (lagi) Buka mail di hotspot gratisan TIDAK AMAN

10 Comments Add your own

  • 1. siu  |  July 20, 2007 at 12:37 am

    wuihhh…br kalo ini bs bc kehidupan mas Rocker…(hehe ini julukan saya krn blog sampeyan yg futuristic ini, kesane kayak rocker, serba hitam) Yang pertama tak komen pantukir itu PAnitia Penentuan Akhir kl gak salah juga ya…trus…gak semua BUMN gitu kok Mas…(he..aku wong BUMN lo) tergantung individunya, mau dibawa kemana hidupnya…tp emang kesan budak pemerintah emang gitu ya?…. tapi diatas itu semua, selalu berusaha serius untuk jadi yg terbaik dimanapun kita berada itu kunci suksesnya… Sukses selalu buat sampeyan…

  • 2. mashuri  |  July 20, 2007 at 2:35 am

    history yang mengharukan…

    birokrasi Indonesia memang perlu reformasi. harus ada job deskripsi untuk staf di setiap lini. kalo tidak, jangan harap budaya ‘ngabsen doang’ tak pernah senyap…

  • 3. CempLuk  |  July 20, 2007 at 1:59 pm

    makasih mas atas gambaran yg diberikan utk masuk sbg CPNS.

  • 4. aLe  |  July 20, 2007 at 9:14 pm

    ‘Yah, saya hanya mau sharing untuk adek-adek yang..’
    Makasih kakak.. ^_^ ..mohon doanya yah..

  • 5. MissPhu  |  July 22, 2007 at 4:52 am

    hm.. *manggut-manggut*
    pertanyaan saya kemarin sudah terjawab rupanya… 😀

    nice stori..

  • 6. vania  |  July 27, 2007 at 1:10 pm

    salam kenal ya…wah bener ditanyain soal papan catur ta mas? sampai segitunya…jadi ada bayangan bagi saya dan semuanya soal CPNS, krn saya gak pernah ikutan gituan dan ngga tau apa mungkin bagi saya. Trus gimana kabar si mas skrg?

  • 7. -MaIDeN-  |  July 28, 2007 at 3:34 pm

    @vania,

    Saya baik-baik saja dengan pilihan saya untuk berkarya di jalur swasta 🙂

    Anyay, kadang-kadang terfikir juga, seperti apakah saya sekarang kalau seandainya waktu itu saya memilih menjadi PNS 🙂

  • 8. Iman Brotoseno  |  July 28, 2007 at 4:27 pm

    pasti semua itu merupakan rahasia Tuhan…pasti pada explanationnya suatu hari..

  • 9. febri  |  September 26, 2007 at 1:35 pm

    Luar bisa pengalamannya bro,
    saya mohon ijin bro meiden untuk tarik link blognya ke blog qwerty http://febri.wordpress.com/2007/09/26/ayo-lulus-test-cpns-tips/

  • 10. icha_bget  |  October 8, 2007 at 2:58 am

    jd tetep semangat neh denger ceritanya tuk bisa jd PNS,, cz ga semua orang yang jd PNS harus keluar uang bnayak kan?????

    rejeki itu kan ditangan ALLAH,,,
    iya kan?

    yang penting berusaha dan berdo’a Na,,,,

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Feeds

Top Clicks

  • None